Wednesday, December 1, 2010

Fadhilat Berzikir

Hafiz ibnu Qaiyim R.A. adalah seorang ulama hadis yang termashur, di dalam risalah Al-Wabil beliau menggariskan beberapa kelebihan berzikir antaranya:

* Zikir menjauhkan syaitan dan melemahkan kekuatannya

* Zikir menyebabkan Allah redha

* Zikir menjauhkan dukacita daripada hati manusia

* Zikir menggembirakan hati

* Zikir menguatkan badan dan menyeronokan sanubari

* Zikir memurahkan rezeki

* Zikir adalah sinaran hati dan muka

* Zikir adalah membawa orang yang berzikir itu kepada kehebatan dan kegagahan yakni dengan memandang wajahnya seseorang merasa gentar

* Zikir melahirkan cinta sejati kepada Allah kerana cinta itulah roh islam, jiwa agama, dan sumber kejayaan dan kebahagiaan. Zikrullah itu merupakan pintu cinta Ilahi.

* Zikir adalah mendatangkan hakikat Muraqabah dan Muraqabah itu membawa seseorang kepada martabat ihsan. Dengan adanya martabat ihsan maka manusia dapat beribadat kepada Allah dalam keadaan yang seolah-olah ia melihatNya

* Zikir membawa seseorang kepada penyerahan diri dengan sebulat-bulatnya kepada Allah. Dengan ini lama kelamaan maka setiap urusan dan dalam setiap keadaan Allah menjadi pelindung dan pembantu baginya.

* Zikir adalah membawa seseorang kepada Takarrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Jika zikir itu bertambah banyak maka dengan sendirinya ia bertambah dekat kepada Allah dan semakin bertambah lalai daripada berzikir maka dengan sendirinya ia bertambah jauh dari Allah.

* Zikir adalah membuka pintu makrifat Allah

* Zikir melahirkan keagungan dan kehebatan Allah dan semangat merapatkan diri kepada Allah.

* Zikir adalah menyebabkan Allah ingat kepada seseorang yang ingat kepadanya seperti mana disebutkan di dalam Al-Quran (surah Al Baqarah 151) "Fazkuruunii azkurkum" ertinya; "kerana itu ingatlah kamu kepadaKu, nescaya Aku ingat pula kepada mu".

Doa Mohon Keampunan Dan Kesayangan

Doa Mohon Keampunan Dan Dijauhkan Dari Segala Kejahatan

Lidahku Kelu Untuk Berdoa....

Tuhanku, aku adalah hamba yang faqir kepada-Mu. Jika aku faqir dalam kekayaanku, bagaimanakah aku faqir dan kefaqiranku ? Karena kefaqiran itulah, di sepertiga malam terakhir ini aku bersimpuh di pintu-Mu, untuk berdoa kepada-Mu.

Ya Allah, seorang shalih memberikan pesanan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan puji-pujian dan syukur kepada-Mu.

Tapi Tuhanku, bagaimanakah aku bersyukur kepada-Mu, sedangkan tak ada syukurku yang cukup layak untuk dipanjatkan kepada-Mu. Hinanya syukurku tak sebanding dengan kemuliaan Dzat-Mu.
Tuhanku, bagaimanakah aku memuji limpahan rahmat-Mu dengan pantas, sedangkan limpahan rahmat-Mu padaku tak mampu kuhitung. Sungguh hanya Engkau saja yang pantas memuji-Mu.
Tuhanku, ridha-Mu sama sekali tidak bergantung pada sebab dari-Mu, lalu bagaimana mungkin ridha-Mu bergantung pada sebab dariku ? Engkau maha cukup dengan zat-Mu hingga tak memerlukan manfaat dari-Mu. Maka, bagaimanakah mungkin engkau mememerlukan sesuatu dariku ? Engkau sama sekali tidak memerlukankan syukurku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bersyukur kepada-Mu. Biarlah aku bersyukur kepada-Mu tanpa suara. Sehingga hanya Engkau yang mengetahui syukurku pada-Mu.

Ya Allah, seorang shalih lain memberikan pesanan bahwa salah satu adab doa adalah dengan mendahuluinya dengan berzikir (mengingat) kepada-Mu.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku mengingat-Mu, sedangkan Engkau telah mengingatku sebelum aku mengingat-Mu. (dengan memberi ilham agar aku mengingat dan berdzikir kepada-Mu)
Tuhanku, bagaimanakah aku menganggap-Mu ghaib sehingga melalaikan-Mu, sementara Engkaulah pengawas yang Maha Hadir.
Tuhanku, bagaimanakah aku tidak melihat dan mengingat Engkau karena hijab, sementara Engkaulah yang Maha Tampak pada segala sesuatu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengingat-Mu. Maka biarlahkanlah aku mengingat-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh meminta hajatku kepada Tuhanku.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta, sedangkan Engkau telah memberi sebelum ku minta.
Tuhanku, bagaimanakah aku meminta kepada-Mu, sedangkan hak-Mu lah memberi kepadaku.
Tuhanku, bagaimana mungkin Kau biarkan aku mengurus rezeki diriku sendiri, sementara Engkau lah yang menjamin rezekiku.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku memutuskan harapan akan pengabulan hajatku pada-Mu, sementara harapan itu telah sampai dan kembali pada-Mu, bahkan sebelum aku mengucapkannya.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku berharap kepada selain-Mu, sementara Engkau tidak pernah berhenti melimpahkan kebaikan kepadaku.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta hajat. Maka biarlahkanlah aku meminta hajat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan malaikat-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh mengatakan bahwa aku boleh mengadukan masalah atau berkeluh kesah apapun kepada Tuhanku.

Tapi Ya Allah……
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan nasib dan keadaanku kepada-Mu, sedangkan Engkau lebih mengetahuinya keadanku, dari pada aku sendiri.
Tuhanku, bagaimana mungkin aku mengadukan kezaliman yang dilakukan orang-orang padaku, sementara Engkau-lah penolongku. Kau izinkan kezaliman itu terjadi sebagai bakal pahala atas kesabaranku menanggungnya, dan kau jadikan kezaliman itu sebagai bakal siksa atas orang-orang yang melakukan kedzaliman terhadapku.
Tuhanku, bagaimana kah kemalanganku tidak menjadi baik, sementara ia berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu
Tuhanku, bagaimanakah aku dapat kecewa, sedangkan Engkau-lah yang mengasihiku, memperlakukanku, dan menjadi harapanku.
Tuhanku, bagaimanakah aku akan menjadi hina, sementara kemulian-Mu yang menjadi sandaranku.
Tuhanku, bagaimanakah keadaanku tidak menjadi baik, sementara keadaanku berasal dari-Mu, dan akan kembali kepada-Mu.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk mengadu. Maka biarlahkanlah aku mengadu kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan nabi-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta ampun kepada Tuhanku atas dosa-dosaku.

Tuhanku, harapanku kepada-Mu tidak akan pernah putus meskipun aku berbuat maksiat kepada-Mu. Dan kecemasanku tidak akan pernah sirna meskipun aku melakukan ketaatan kepada-Mu.
Tuhanku, ketika dosa-dosa membuatku bisu, kemurahan-Mu membuatku kembali berbicara. Setiapkali peringai burukku membuatku putus-asa, karunia-Mu kembali membuatku berharap.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk bertaubat. Maka biarlahkanlah aku bertaubat kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau dan rasul-Mu yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta kepada Tuhanku agar berhasil usahaku dan amalku.

Tuhanku, bagaimana aku akan bertekad sementara Engkau yang menentukan. Tapi, bagaimana aku tidak bertekad, sementara Engkau yang memberi perintah.
Tuhanku, betapa harapan kepada amalku telah Kau hancurkan dengan keadilan-Mu. Namun, karunia-Mu itu membebaskanku darinya (harapan kepada amal).
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk meminta. Maka biarlahkanlah aku meminta kepada-Mu dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Seorang shaleh lain mengatakan bahwa aku sewajarnya meminta kepada Tuhanku agar diberikan pahala yang besar atas amal sedekahku.

Tuhanku, bagaimanakah aku akan bersedekah, sementara rezekiku darimu (Engkau maha pemberi). Kau pinjam pemberian rezeki-Mu padaku tadi (berupa sedekah) untuk Kau bayar berlipat ganda.
Tetapi sebagai hamba, adalah kewajibanku untuk berharap. Maka biarlahkanlah aku berharap kepada-Mu tanpa kata-kata, dengan cara yang hanya Engkau yang mengetahui.

Ya Allah, keputusanmu pasti berlaku dan tak mungkin tertolak. Semua itu membuat setiap lidah yang pandai bicara menjadi kelu dan bisu. Berharap bahwa aku tak punya keinginan lagi, selain keinginanMu. Karena, Tuhanku, adakah yang tersisa dari orang yang kehilangan-Mu, dan, adakah yang tersisa dari orang yang menemukan-Mu.

Wahai zat yang merasakan manisnya munajat kepada para kekasih-Nya sehingga mereka bersimpuh mesra di hadapan-Nya. Kebingungan ini sangat mengasyikkan, Maka tambahkan lagi kebingungan itu untukku…….

Ya Allah, Sudilah pandang kami...

Bismillahirrahmanirrahim..
Dengan namaMu Ya Allah Yang Sentiasa Mengasihi hamba-hambaMu
Ingin aku berbicara denganMu di setiap masa yang aku ada dan di setiap tempat aku berada
Ingin aku meluahkan segala apa yang terpendam dalam hati ini
Walau aku tahu Engkau sangat-sangat memahami dan mengetahui,
Tanpa aku bicarakannya kepadaMu
Malah Engkau lebih tahu segalanya tentang aku daripada diriku sendiri
Kerana Engkau yg memiliki sekeping hati ini
Kerana Engkau lebih dekat denganku daripada urat leherku sendiri

Ya Rabbi, sudilah pandang aku
Ya Rabbi, izinkan aku menghadapMu berulang kali sehingga ke akhir hayatku.
Aku tahu..
Aku sering menghadapMu dengan wajah yang kelam, tidak berseri
Aku sering berhadapan denganMu tika jiwaku berkeluh kesah
Aku mencariMu hanya di waktu susah dan derita.
Di saat senang dan sibuk dengan dunia, aku melupakanMu.
Aku lupa bahawa hidup ini hanya untukMu
Aku leka bahawa dunia ini hanya sementara untuk aku mencari bekal sebanyaknya

Namun, di saat ini aku hadir untuk menghadapMu
Bersama dosa dan noda yang tak terhitung banyaknya
Disebabkan kelalaianku menurut hawa nafsu
Dan tertipu dengan dunia dan syaitan
Allah, pandanglah aku dengan kasih sayangMu
Pandanglah aku dengan keampunanMu
Aku sangat mengharapkan kasih sayang dan redhaMu
Kerana aku benar-benar menagih syurgaMu dan aku takut nerakaMu
Tapi, layakkah aku Ya Allah?

Ya Rabbi, seandainya di saat ini Engkau menjemputku pulang,
Bagaimanakah nantinya tika berhadapan denganMu?
Sudikah Kau menerima hamba-Mu yang hina ini?
Bagaimanakah keadaanku waktu itu??
Hitamkah wajahku bila berhadapan denganMu?
Berseri dengan sinar cahayakah wajah ini?
Berlarikah aku menujuMu kerana rindu untuk menemuiMu?
Atau menggigil ketakutan kerana takut dan malu denganMu?
Allah, aku bimbang..
Aku gusar dan takut Ya Allah..
Apabila memikirkan saat itu
Kerana banyaknya dosa aku terhadapMu.
Allah, sukarnya untuk aku meredahi cabaran dunia ini
Ingin ku buang jauh duniaku yang melalaikan
Tapi ia selalu menarik-narik hatiku untuk tetap mengulangi kesilapan terhadapMu
Kadang-kadang aku terlupa, kadang-kadang aku sengaja

Aku takut padaMu Allah tapi kenapa aku seringkali mengulangi dosa-dosa terhadapMu?
Aku sering berjanji di depanMu untuk menyerahkan hidup matiku hanya untukMu
Namun sering aku memungkiri janji-janjiku itu tanpa rasa berdosa
Aku pernah menangis keranaMu kerana takutkan azabMu
Kemudian aku ketawa semula di saat aku lupa tentangMu
Semudah itu Ya Allah aku sebagai hamba yg sebenarnya tidak layak melakukan sebegitu
Tapi Engkau Ya Allah, tetap memberi peluang untuk aku kembali padaMu
Engkau sentiasa bersedia mengampuniku...

Aku takut Ya Allah, seandainya waktu aku tiba untuk kembali padaMu
Aku dalam keadaan tidak bersedia dan penuh dengan hitam noda
Apakah yang mampu aku persembahkan di hadapanMu kelak?
Mampukah aku memulangkan segala pinjaman yang Engkau beri kepadaku dalam keadaan yg terbaik?
Allah, aku mohon dengan sangat..
Sucikanlah hati aku dengan maghfirahMu
Agar tersenyum aku pulang mengadapMu
Allah, terimalah taubatku
Agar bercahaya wajahku dengan nuurMu bertemu denganMu
Allah, pimpinlah aku dengan hidayahMu
Agar mudah jalanku ke JannahMu...

Tuhan, pegang eratlah hati ini agar sentiasa aku rasa dekat denganMu
Aku harap Kau terima amalku untuk aku persembahkan di hadapanMu kelak
Ya Allah, dengarkanlah rintihan & permohonan hatiku ini
Hadiahkanlah cahayaMu kepadku sehingga saat aku dipanggil pulang olehMu
Amiin Ya Rabb..

Aku mohon dengan sangat..Perkenankanlah.

:: Ya Allah, maafkanlah bila hati tidak sempurna mencintaiMu ::

Selawat Pelindung Diri



Tawassalna bi bismillah
Wa bil hadi rasulillah [2x]
Wa kulli 'arifin billah
Wa ahlillahi ya allah [2x]

Wa Allah
Syumu silhuda
Shuyukhil waraa
Nujuu min nada [2x]
Bihinnas lahu min kulli aza
Bi qadrillahi ya allah


"Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan petunjuk Rasulullah dan setiap orang yang arif mengenai Allah dan ahli Allah, Ya Allah. Ya Allah! Dengan perantaraan kaum yang mulia, cahaya hidayah, dengan perantaraan amalan kebaikan mereka, kami selamat dari setiap malapetaka dengan kekuatanMu, ya Allah."

Fadhilatnya: Barangsiapa banyak membaca selawat ini setiap hari akan memperolehi keselamatan dan pertolongan Allah dengan wasilah/perantaraan Nabi Muhammad saw.

1 Doa dari 3 Doa Rasulullah.

`Amir bin Said dari bapanya berkata bahwa: "Satu hari Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam sampai di masjid Bani Mu`awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan solat dua rakaat. Maka kami pun turut solat bersama dengan Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam.

Kemudian Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam berdoa dengan doa yang agak panjang kepada Allah subhanahu wa ta`ala:

Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud: "Aku telah bermohon kepada Allah subhanahu wa ta`ala tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma Dia memperkenankan dua perkara saja dan satu lagi ditolak.

1. Aku telah bermohon kepada Allah subhanahu wa ta`ala supaya Dia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berpanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah subhanahu wa ta`ala.

2. Aku telah bermohon kepada Allah subhanahu wa ta`ala supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh `alaihi salaam). Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah subhanahu wa ta`ala.

3. Aku telah bermohon kepada Allah subhanahu wa ta`ala supaya umatku tidak dibinasakan kerana pergaduhan sesama mereka (peperangan, pergaduhan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak).

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam sendiri bergaduh antara satu sama lain, hari ini orang Islam bergaduh sesama sendiri, orang kafir menepuk tangan dari belakang, apakah ini cantik kita melihatnya?

Hukum Menghisap Shisha


Penggunaan shisha semakin diminati oleh sebahagian masyarakat Kita. Menurut satu catatan sejarah, alat shisha ini telah dicipta di India oleh seorang doktor sebagai satu cara atau alternatif yang dapat mengurangkan bahaya menghisap tembakau. Menurut doktor tersebut, ASAP tembakau yang disedut itu perlu ditapis terlebih dahulu melalui satu bekas air agar IA tidak mendatangkan bahaya kepada penggunanya. Maka ramailah orang percaya bahawa IA selamat digunakan berbanding dengan menghisap rokok.

Kepercayaan lama ini masih tersebar Dan mempengaruhi orang yang baru mengenal atau menggunakannya hinggalah ke Hari ini. Namun sejauh manakah kebenaran kepercayaan ini? Adakah kemudharatan menggunakan shisha lebih ringan daripada kemudharatan menghisap tembakau dengan rokok?

Apakah Sebenarnya Shisha Itu?

Shisha (Waterpipe) adalah sejenis alat yang digunakan untuk menghisap tembakau Dan bahan-bahan lain seumpamanya. Ia digunakan oleh puak asli di Afrika Dan Asia lebih kurang empat kurun yang lalu. Secara umumnya alat shisha terdiri daripada beberapa bahagian utama iaitu:

(I) Bahagian kepala (head), yang merupakan sebiji mangkuk (yang diperbuat dari tanah liat) untuk meletakkan tembakau Dan arang.

(ii) Bahagian badan atau tengah (body), merupakan penghubung antara bahagian kepala Dan bahagian bawah Dan kebiasaannya IA diperbuat daripada bahan logam ataupun kayu.

(iii) Bahagian bawah yang merupakan sebiji mangkuk air (water bowl/water chamber). Biasanya IA diisikan dengan air tetapi kadang kala IA juga boleh diisikan dengan susu, jus buahbuahan
Ataupun wain. Bekas air ini selalunya diperbuat daripada kaca.

(iv) Hos Dan alat penyedut (mouthpiece) yang digunakan untuk menyedut ASAP keluar daripada alat shisha tersebut. Namun begitu terdapat juga beberapa perbezaan dalam reka bentuk shisha ini mengikut tempat serta adat penduduk yang menggunakannya. Sebagai contoh, Ada yang mempunyai hos Dan alat penyedut yang lebih dari satu Dan boleh dikongsi berdua atau lebih Dan juga perbezaan pada bentuk Dan saiz bahagian kepala atau bekas airnya.

Bahkan nama bagi shisha ini juga berbeza mengikut tempat atau negeri. Misalnya di negeri-negeri di kawasan Mediterranean Timur (Turki, Syria Dan lain-lain) IA dikenali dengan nama narghile, di Mesir Dan di sesetengah negeri Afrika Utara pula IA dikenali sebagai shisha atau goza Dan di India IA dipanggil hookah. Dalam Bahasa Inggeris ianya dipanggil waterpipes tetapi nama shisha lebih dikenali Dan sering digunakan.

Jenis Tembakau Shisha

Terdapat dua jenis tembakau shisha iaitu yang dipanggil mu‘assal ????) ) Dan ‘ajami ( ???? ). Tembakau mu‘assal terdiri daripada campuran tembakau, buah-buahan Dan bahan manisan seperti sirap daripada tebu ataupun madu. Ia juga ditambah dengan glycerin, bahan perisa serta pewarna yang lain. Tembakau mu‘assal ini basah Dan melekit Dan apabila digunakan akan mengeluarkan bau yang manis Dan nyaman seperti bau buah-buahan Dan kebanyakan pengguna lebih suka menggunakan tembakau jenis ini.

Tembakau ‘ajami pula selalunya tidak berperisa, kering Dan lebih asli. Sebelum digunakan IA perlu dicampurkan dengan air sehingga IA boleh dicanai atau dibentuk Dan harganya lebih Mahal.

Cara Menggunakan Shisha

Cara menggunakannya ialah dengan membakar tembakau shishaitu dengan meletakkan bahan pembakar seperti arang (sama Ada arang kayu atau arang campuran) kerana tembakau shisha ini tidak dapat terbakar dengan sendirinya secara berterusan. Kemudian ASAP tembakau itu disedut dengan menggunakan hos atau alat penyedut.

Tetapi perlu diingat bahawa apabila pengguna menyedut ASAP daripada alat shisha ini, dia bukan sahaja menyedut ASAP daripada tembakau tetapi juga ASAP daripada arang, yang masing-masing mengandungi bahan kimia Dan toksik yang terhasil dari pembakaran tersebut.

Kesan Shisha Menurut Kajian Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO)

Menurut satu dokumen yang bertajuk “Tobacco: Deadly In Any Form or Disguise” yang telah dikeluarkan oleh Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) sempena Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2006, bahawa tembakau walau dalam bentuk apa pun tetap boleh mendatangkan bahaya Dan mudharat kepada penggunanya, termasuklah shisha.

Ini kerana satu sesi penggunaan shisha (lebih kurang 20-80 minit) akan mendedahkan penggunanya kepada ASAP yang lebih banyak dalam masa yang lebih lama berbanding daripada sebatang rokok (lebih kurang 5-7 minit), Dan ASAP yang terhasil dari shisha tersebut mengandungi bermacam-macam bahan toksik yang diketahui boleh menyebabkan kanser paru-paru, penyakit jantung Dan berbagai jenis penyakit yang lain.

Manakala ASAP daripada shisha (yang terhasil dari pembakaran tembakau Dan arang) mengandungi gas berbahaya seperti karbon monoksida. Selain itu IA juga mengandungi hidrokarbon (benzene Dan benzo-pyrene) yang dikatakan bahan penyebab kanser tetapi kadarnya belum dapat dipastikan.

Dari hasil penyelidikan yang dijalankan, penggunaan shisha juga dikaitkan dengan berbagai penyakit serius seperti penyakit jantung koronari, atherosclerosis, penyakit sistem pernafasan yang kronik, kanser mulut, kanser pundi kencing Dan juga saluran darah tersumbat (clogged arteries).

Selain itu penggunaan shisha juga dikaitkan dengan beberapa jenis penyakit berjangkit seperti turberculosis (tibi), hepatitis, herpes, jangkitan virus di bahagian pernafasan Dan bahkan juga HIV.

Walaupun kajian mengenai shisha ini belum dilakukan secara intensif sebagaimana yang dilakukan terhadap rokok, namun kajian awal telah menunjukkan bahawa shisha itu boleh membawa risiko Dan bahaya yang sama yang disebabkan oleh rokok. Ini adalah berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat pihak WHO Dan disokong oleh data saintifik, telah menyatakan:

Menggunakan shisha untuk menghisap tembakau boleh menyebabkan bahaya kesihatan yang serius kepada perokok Dan juga orang lain yang terdedah kepada ASAP tembakau tersebut.

Apa yang jelas menurut hasil kajian dan data yang ada mengatakan bahawa shisha boleh membawa risiko dan bahaya yang sama seperti rokok dan ia bukanlah satu alternatif yang selamat bagi rokok. Hakikatnya, walaupun dalam bentuk dan cara yang berbeza menghisap shisha adalah menghisap tembakau dan kajian sains telah membuktikan bahawa tembakau dan pendedahan kepada asapnya boleh menyebabkan bermacam-macam penyakit, bahkan
boleh membawa maut.

Larangan Memudharatkan Atau Membunuh Diri

Ugama Islam sebagai ugama sejahtera sangat menghargai nyawa serta kehidupan dan mementingkan kesihatan, keafiatan, kecergasan dan kekuatan, dan kesemuanya itu bagi tujuan yang satu iaitu untuk beribadat kepada Allah Subhanahu Wa Ta‘ala.

Kerana itu Islam melarang umatnya daripada memudharatkan diri mereka sendiri, apatah lagi membunuh diri sendiri. Larangan ini banyak disebutkan dalam ayat-ayat al-Qur’an antaranya firman

Allah Subhanahu Wa Ta‘ala:

Tafsirnya:

“Dan janganlah kamu membunuh diri kamu sendiri (atau membunuh orang lain). Sesungguhnya Allah Maha Pengasih terhadap kamu.”
(Surah an-Nisa 29)

FirmanNya lagi:

Tafsirnya:

“Dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu dengan tangan kamu sendiri ke dalam bahaya kebinasaan.”
(Surah al-Baqarah: 195)

Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga jelas melarang umatnya daripada membahayakan diri sendiri dan juga orang lain. Sabda Baginda :

Maksudnya:

“Tidak ada kemudharatan dan tidak boleh berbuat kemudharatan.”
(Hadits riwayat Ibnu Majah)

Ayat al-Qur’an dan hadits ini jelas melarang manusia dari membunuh dan memudharatkan dirinya sendiri dan juga orang lain. Kerana seseorang manusia itu tidaklah memiliki dirinya sendiri sehingga dia boleh sesuka hati melakukan apa sahaja yang dikehendakinya. Bahkan dia adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta‘ala. Kehidupannya adalah hak Allah Subahanahu Wa Ta‘ala kerana Dialah yang mengurniakannya dan Dialah yang berhak ke atasnya. Begitu juga kesihatan seseorang, ia merupakan kurnia dan nikmat Allah kepadanya.

Oleh kerana itu haram seseorang menamatkan riwayat hidupnya sendiri (membunuh diri) dan memudharatkan kesihatannya padahal dia tahu bahayanya, kerana manusia dan kehidupannya adalah milik Allah Subhanahu Wa Ta‘ala.

Tidak ada perbezaan antara orang yang membunuh diri secara mengejut dengan orang yang membunuh diri secara perlahanlahan, seperti dengan memakan racun. Ini kerana kedua-duanya mempunyai tujuan yang sama, yang berbeza hanyalah segera ataupun lambat. Tetapi natijahnya adalah sama iaitu memudharatkan atau menyebabkan kematian. Kedua-dua cara ini sama tertegahnya di sisi Allah Subhanahu Wa Ta‘ala.

Untuk memelihara kesejahteraan umatnya, Islam juga telah menetapkan beberapa kaedah bagi menolak bahaya dan kemudharatan, antara kaedah yang digunakan para ulama dalam menentukannya ialah:

Ertinya:

“Kemudharatan itu dihilangkan (dihindarkan).”

Maka jika sesuatu benda itu sabit mendatangkan mudharat, kerosakan dan kebinasaan, hendaklah ia dijauhi dan dihindari. Memakan, meminum dan juga menghisap benda-benda yang memudharatkan hendaklah dielakkan bahkan ia dihukumkan haram. Tidak kira sama ada bahaya atau mudharat tersebut datang secara perlahan-lahan atau serta merta, kerana para ulama telah mengatakan bahawa bahaya secara perlahan-lahan juga adalah sama dengan bahaya yang serta merta, kedua-duanya perlu dielakkan.

Jika dilihat berdasarkan hasil kajian yang ada setakat ini menyatakan bahawa shisha itu boleh membayahakan kesihatan sebagaimana rokok, maka ia adalah haram. Kerana apabila syara‘ mengharamkan al-khaba’its (benda-benda yang keji, jijik, buruk dan seumpamanya) atau perkara yang merbahaya atau memudharatkan, ia adalah berdasarkan kaedah:

“Apa jugamakanan atau minuman yang mengandungi unsur-unsur alkhaba’its adalah haram.”

Yang mana kaedah ini didasarkan kepada ayat-ayat al-Qur’an serta hadis di atas. Maka apabila shisha itu memudharatkan, dan setiap yang memudharatkan itu haram dimakan atau diminum, maka menghisap tembakau menggunakan shisha itu juga adalah haram.

Menyentuh mengenai perkara memakan dan meminum benda yang memudharatkan dan merosakkan tubuh badan, dalam al-Qur’an Allah Subhanahu Wa Ta‘ala telah menerangkannya dengan terang dalam firmanNya:

Tafsirnya:

“Dan Dia menghalalkan bagi mereka yang baik-baik dan mengharamkan ke atas mereka (segala) yang buruk.”
(Surah al-A‘raf 157)

Antara maksud atau huraian perkataan al-khaba’its ialah sesuatu yang menjadi sebab kerosakan dan bahaya kepada tubuh badan atau dari sumber-sumber yang memudharatkan. Walaupun perkataan al-khaba’its dalam ayat ini ditujukan kepada (memakan) daging babi dan riba, namun menurut al-Imam Fakhruddin ar-Razi Rahimahullahu Ta‘ala ketika mengulas ayat di atas adalah seperti berikut:

Ertinya:

“Mengikut pendapatku: Setiap benda yang dipandang jijik oleh tabiat (tabiat semula jadi) dan dianggap kotor oleh jiwa, adalah memakannya boleh menyebabkan timbul kesakitan atau kemudharatan. Dan asal (dasar) hukum segala yang memudharatkan itu haram. Oleh yang demikian, maka asal (dasar) hukum setiap benda yang dipandang jijik oleh tabiat juga adalah haram, melainkan benda-benda yang mempunyai bukti untuk dikecualikan.”

Hukum Penggunaan Shisha

Berdasarkan hasil kajian dan penyelidikan awal mengenai shisha, menunjukkan bahawa ia boleh membawa risiko dan bahaya yang sama seperti rokok, bahkan ia juga dikatakan boleh menyebabkan penyakit yang sama yang berkaitan dengan menghisap rokok. Walaupun kajian yang lebih terperinci masih dijalankan dan belum ada keputusannya, namun hasil keputusan itu nanti tidak mungkin menyatakan bahawa shisha itu selamat digunakan dan tidak membahayakan kesihatan kerana menurut kajian awal (preliminary research) sahaja telah menunjukkan bahayanya terhadap kesihatan.

Maka jelaslah bahawa menghisap tembakau menggunakan shisha membawa bahaya kepada kesihatan dan boleh menyebabkan berbagai penyakit, maka hukum menghisapnya adalah haram. Ini kerana sebagaimana yang telah dihuraikan sebelum ini, setiap yang boleh memudaratkan atau mendatangkan bahaya, tidak kira secara perlahan atau serta merta, hukumnya adalah haram.

Sumber: Mufti Brunei

Hukum Hakam Masjid

Masjid adalah tempat terbaik
أحب البلاد الى الله تعالى مساچدها وأبغض البلاد الى الله أسواقها

Maksudnya: Tempat yang disukai oleh Allah ialah masjid dan tempat yang dibenci oleh Allah adalah pasar2. (Hr Muslim)

Masjid yang terbaik

Maksudnya: “Solat di masjid Haram seratus ribu kali ganda pahala solat, solat di masjidku seribu kali ganda pahala solat dan solat di masjid Aqsa lima ratus kali ganda pahala. (Hr Baihaqi)

Ganjaran membina masjid

من بنى مسجدا يبتغى به وجه الله بنى الله له مثله في الجنة
Maksudnya: “Sesiapa yang membina masjid mengharapkan keredaan Allah semata2 maka Allah akan membina seumpannya untuk dirinya di syurga.” (Hr Bukhari dan Muslim)

Maksudnya: “Sesiapa yang membina masjid walau sebesar sarang burung, Allah akan bina rumah untuknya di syurga.” (Hr Ahmad – sahih)

Disunatkan membaca doa untuk ke masjid seperti yg dilakukan oleh Rasulullah s.a.w:

Maksudnya: “Ya Allah jadikan cahaya di hatiku, cahaya di pandanganku, cahaya di pendengaranku, cahaya di kanan ku, cahaya di belakangku, cahaya di sarafku, cahaya di dagingku, cahaya di darahku, cahaya di rambutku dan cahaya di kulitku.” (Hr Bukhari dan Muslim)
Pahala ke Masjid

من غدا الى المسجد أو راح أعد الله له الجنة نزلا كلما غدا أو راح
Maksudnya: “ Sesiapa yang ke masjid pada waktu pagi atau petang, Allah akan menyediakannya hidangan di syurga setiap kali dia pergi waktu pagi atau petang.” (Hr Bukhari dan Muslim)

Maksudnya: “Apabila kamu melihat seorang lelaki sentiasa ke masjid maka saksikanlah dgn keimanannya.” (Hr Ahmad dll)
Tahiyyatul Masjid

Disunatkan dua rakaat solat tahiyyatul masjid apabila masuk ke masjid sebelum duduk. Nabi s.a.w bersabda:

Maksudnya: “Apabila seseorang masuk ke masjid hendaklah dia sembahyang dua rakaat sebelum dia duduk.” (Hr Bukhari dan Muslim)

Terhasil sunat tahiyatul masjid dengan apa2 jenis solat yang dilakukan sebelum duduk. Tahiyyatul masjid haram adalah dgn tawaf seperti yg dibuat oleh rasul s.a.w.
Orang berjunub, berhaid dan bernifas

Mereka semua dilarang masuk ke masjid melainkan jika hanya lalu tanpa berhenti di dalam masjid. Firman Allah:

Maksudnya: “Dan orang2 yang berjunub tidak boleh masuk ke masjid melainkan dgn keadaan lalu sahaja sehingga mereka mandi wajib.” (An-nisa: 4/43)

Nabi s.a.w bersabda:

“Maka sesungguhnya aku mengharamkan masjid kepada orang yang berhaid dan berjunub.” (Hr Abu Daud – sahih)

Tidur di masjid

Harus dan tidak makruh tidur di masjid menurut ulama2 mazhab Syafie kerana ia dilakukan oleh Ibnu Umar dalam hadis sahih riwayat imam Bukhari dan Muslim.
Orang kafir masuk masjid

Imam Abu hanifah dan ulama mazhab syafie mengharuskan kepada orang kafir masuk ke masjid. Ini kerana Thamamah bin athal diikat di masjid dan Orang kristian Najran masuk ke masjid Nabawi. Mazhab Syafie meletakkan 2 syarat:

1. Mendapat keizinan oleh pimpinan Islam.
2. Bukannnya masjid haram Makkah.

Mazhab Maliki melarang sama sekali kemasukan orang kafir melainkan orang2 yang berkerja.
Dilarang mengotorkan masjid

Nabi s.a.w bersabda:

البصاق في المسجد خطيئة وكفارتها دفنها

Maksudnya: “Meludah di masjid adalah satu kesalahan, pengahapus dosanya adalah dgn menanamnya.” (Hr Bukhari dan Muslim)

Nabi s.a.w bersabda:

“Sesungguhnya masjid2 ini tidak boleh dikencingkan dan dicampakkan kotoran2 . Sesungguhnya ia hanya untuk berzikir dan membaca al-quran.” (Hr Muslim)
Bersembang2 perkara yg harus di masjid

Tidak ada tegahan untuk bersembang2 perkara2 dunia yang diharuskan di masjid berdasarkan hadis berikut:

Maksudnya: “Rasulullah s.a.w tidak bangun dari tempat sembahyang sehinggalah terbitnya matahari. Apabila matahari terbit baginda pun bangun. Ketika itu para sahabat bersembang2 sehinggalah perkara jahiliah. Mereka tersenyum dan ketawa.” (Hr Muslim)

Adapun hadis yg mengatakan terhapusnya pahala apabila bersembang dunia adalah hadis palsu.

Menghias masjid

Makruh menghias masjid kerana boleh melalaikan orang2 yang sembahyang. Nabi s.a.w bersabda:

Maksudnya: “Tidak akan berlaku kiamat sehinggalah manusia berbangga2 dgn mencantikkan masjid.” (Hr Abu Daud)

Ibnu Abbas r.a. berkata:

“Kamu akan menghias2 masjid seperti mana orang2 yahudi dan nasrani menghiasnya.” (Hr Abu Daud)

Membersihkan masjid

Disunatkan membersihkan masjid dan menjaganya daripada dikotori. Nabi s.a.w bersabda:

Maksudnya: “Dan Nabi s.a.w menyuruh supaya dibersihkan dan diwangikan.”

Memasukkan kanak2, orang gila dan binatang

Kebanyakan ulama mengatakan makruh memasukkan kesemua itu ke dalam masjid kerana menyebabkan kotornya masjid. Budak yang makruh dimasukkan ke masjid adalah yang tidak mumayyiz lagi.

Program2 di masjid

Disunatkan mewujudkan program ilmu di masjid seperti mana yang disebut dalam hadis2 yang banyak. Boleh juga persembahan syair2 dan nyanyian yang baik seperti mana Hasan bin Thabit telah mendendangkan syairnya di Masjid (Hr Bukhari dan Muslim).

Memakai Wangian


Wangian lelaki

Disunatkan lelaki memakai berwangi -wangian dengan minyak wangi, bedak dan sebagainya kerana hadis daripada Abi Ayyub r.a, Rasulullah s.a.w bersabda:

أربع من سنن المرسلين: الحياء والتطعر والسواك والنكاح

Maksudnya: Empat perkara daripada sunnah para rasul: 1. Perasaan malu 2. memakai wangian 3. bersiwak 4. bernikah (Hadis daif- Tirmizi, Ahmad dan Baghawi)

حبب إلي من دنياكم النساء والطيب وجعلت قرة عين في الصلاة

Maksudnya: "Tiga perkara yang disukai oleh ku daripada dunia 1. Wanita yang halal 2. wangian 3. rasa seronok dalam solat." (Hr Ahmad, Hakim dan Baihaqi- hadis hasan)

Wangian lelaki disunatkan yang tidak berwarna samada di dalam atau diluar rumahnya. Nabi s.a.w bersabda:

طيب الرجال ما ظهر ريحه وخفي لونه وطيب النساء ما خفي ريحه وظهر لونه

Maksudnya: wangian lelaki apa yang jelas baunnya dan tersembunyi warnanya dan wangian perempuan apa yang tersembunyi baunya dan nyata warnanya. (hr Tirmizi dan Ahmad- hasan)

Wangian wanita

Diluar rumah atau bersama orang yg bukan mahram hendaklah wanita memakai wangian yang baunya untuk diri sendiri dan tidak dihidu oleh orang lain seperti hadis yang lepas. Dilarang sama sekali memakai minyak wangi sehingga di hidu oleh lelaki yg bukan mahram. Nabi s.a.w bersabda:

أيما إمرأة استعطرت فمرت بقوم ليجدوا ريحها فهي زانية

Maksudnya: Mana-mana wanita yang memakai wangi-wangian dan lalu pada sekumpulan manusia supaya lelaki tadi itu menghidu bau wanginya maka wanita tadi medapat dosa zina. (Hr Tirmizi dan Ahmad- hasan)

Bukanlah wanita itu dilarang sama sekali menggunakan bau-bauan bila dia keluar tetapi yang dilarang adalah yang sehinggu dihidu oleh orang sekilingnya. Janganlah wanita itu meninggalkan bau-bauan sehingga menyebarkan bau yang tidak elok kepada sekitarnya.

Wangian Rasulullah

Rasulullah adalah mempunyai tubuh yang bau yang wangi dan segar yang semula jadi. Wangian ini melebihi wangian yang wujud di dunia ini. Anas r.a menceritakan :

ما شممت عنبرا قط ولا مسكا ولا شيئا أطيب من ريح رسول الله

Maksudnya: "Aku tidak pernah menghidu wangian anbar, kasturi dan apa jua wangian yang lebih wangi dari bau Rasulullah s.a.w." (Hadis sahih Bukhari Muslim)

Walaupun begitu baginda tetap memakai minyak wangi yang dipanggil sukkah (Hr Abu Daud - sanad hasan).

Makruh menolak pemberian wangian

Jika seseorang diberi wangian sperti minyak wangi, bedak dan sebagainya maka disunat dia menerimanya. Nabi s.a.w diriwayatkan dalam hadis bahawa baginda tidak menolak pemberian minyak wangi (HR Bukhari). Nabi s.a.w bersabda:

من عرض عليه ريحان فلا يرده

Nabi s.a.w bersabda: "Sesiapa yang dipelawa minyak wangi janganlah dia menolak." (Hr Muslim)

Rujukan: Mausuah Feqhiah oleh kementerian agama Kuwait, Ittihaf Ahlil Wafa oleh Abdur Qadir at-Talidi, Tuhfatul Ahwazi oleh al- Muabarakfuri, musnad Imam Ahmad dan Feqhul Albisah waz Zinah oleh Abdul Wahhab.

Berkahwin Dengan Pelacur

Islam menggalakkan agar kita memilih calon isteri yg baik. Apakah hukumnya berkawin dgn pelacur/bekas pelacur? (dlm shoutbox)

Jawapan: Disini ada dua keadaan. pertamanya sekiranya pelacur itu tidak bertaubat lagi. keduanya sekiranya pelacur itu sudah bertaubat. Ia akan diterangkan sperti dibawah.

Pelacur yg tidak bertaubat

Hukumnya adalah haram seorang lelaki berkahwin dengan pelacur. Dalilnya adalah firman Allah s.w.t:

Maksudnya: "Penzina lelaki tidak bernikah melainkan penzina perempuan atau perempuan musyrik dan penzina perempuan tidak bernikah melainkan dengan penzina lelaki atau lelaki musyrik; dan penzina lelaki dan perempuan adalah diharamkan bagi orang2 beriman." (3: An-Nur)

Maksud kepada penzina adalah pelacur berdasarkan sebab turunnya ayat al-Quran ini: Sesungguhnya Marthad bin Abi Marthad teman wanita pelacur bernama 'anaq. Lalu dia berjumpa Nabi s.a.w dan bertanya "Bolehkah aku berkahwin dengan 'Anaq?" Maka Rasulullah s.a.w hanya berdiam diri. Lalu turunlah ayat ini (ayat 3 surah An-Nur). Maka baginda memanggil daku dan membacakan ayat ini serta berkata:

لا تنكحها
Maksudnya: "Janganlah kamu menikahi dia" (Hr Abu Daud, Tirmizi dan Nasaie - sanad sahih)

Dalam mana Islam mengharuskan seorang lelaki muslim berkahwin dgn perempuan ahli kitab dgn syarat hendaklah wanita yg terpelihara daripada zina. Tuhan menyebut:

محصنين غير مسافحين ولا متخذات أخدان
Maksudnya: "Perempuan ahli kitab yg memelihara diri dari maksiat yang bukannya perempuan pelacur dan juga bukan yang mempunyai teman sosial untuk berzina secara rahsia"(5: al-Maidah)

Dr Yusuf Qardawi berkata: "Maka sebab diharmkan berkahwin dgn pelacur kerana mereka adalah keji, sedangkan Allah menjadikan pernikahan sebab bagi wujudnya mawaddah dan kasih sayang. Mawaddah adalah cinta yg suci. Bagaimana pula perempuan yg keji dicintai dgn penuh kesucian oleh lelaki yang baik yg menjadi suaminya?"

Firman Allah: Maksudnya: "perempuan yg jahat untuk lelaki yang jahat, lelaki yang jahat untuk perempuan yang jahat, wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik" (26: an-Nur)

Pelacur yg bertaubat

Pelacur yang sudah benar-benar bertaubat maka dia adalah dianggap permpuan yg terpelihara. Sedangkan orang yg kafir pun dianggap saudara orang Islam setelah mana dia bertaubat dengan masuk Islam. Firman Allah:

Maksudnya: "Maka sekiranya orang2 kafir bertaubat dgn masuk Islam, mendirikan solat dan menunaikan zakat maka mereka adalah saudara2 kamu seIslam."(11: at-Taubah)

Malahan Nabi s.a.w berkata tentang wanita dari Juhainah yg telah mengandung kerana berzina:

لقد تابت توبة لو قسمت بين سبعين من أهل المدينة لوسعتهم
Maksudnya: "Sesungguhnya dia telah bertaubat sebenar2 taubat yang mana kalau dibahagi2kan taubatnya kepada tujuh puluh penduduk Madinah, nescaya mencukupi taubat wanita itu untuk semua mereka." (Hr Muslim)

Maka bila dah bertaubat dan jadi perempuan yang baik maka dibenarkan untuk dikahwini

Hukum Wanita Mewarna Rambut, Kening dan Tangan

Soalan: Apakah harus bagi seorang perempuan mewarna rambut, kening dan tangannya?

Jawapan:Prof Dr Hasan Abu Gaddah berkata:

Diharuskan bagi wanita untuk mewarnakan rambut, keningnya dan tangannya dengan inai atau sebagainya yang dianggap sebagai perhiasan dan tidak menyebabkan kemudaratan pada tubuh. Lebih2 lagi rambutnya sudah beruban. Mewarna rambut adalah dari perhiasan yang diharuskan. Ia diperlukan oleh seorang wanita untuk dirinya, suaminya atau kawan perempuannya.

Dilarang mewarna rambut yang mengubah warna asal sekiranya dengan tujuan untuk menipu dan memperdaya. Ini berdasarjan hadis sahih riwayat imam Muslim:


مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا
“Sesiapa yang menipu kami maka bukan tergolong dikalangan kami yang sempurna.”

Dilarang juga mewarna rambut sekiranya untuk mengikuti stail orang-orang yang melakukan kejahatan. Ini adalah berdasarkan hadis:


مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُم
“Sesiapa yang meniru perbuatan satu kamu maka dia tergolongan dikalangan mereka.”

(Hr Ahmad dan Abu Daud – al-Iraqi mengatkan hadis ini sahih)

Cara mandi dan berwuduk ketika ada pembalut luka pada anggota

Definasi Jabirah: Ia adalah penutup atau pembalut anggota (samada kain, simen, kayu dan sebagainya) yang menegah sampai air ketempat yang wajib disampaikan air dalam mandi atau wuduk yang wajib.

Hukum Jabirah: Sekiranya si pemakai tidak takut timbulnya kemudaratan pada anggota yg dibalut atau disimen apabila ia ditanggalkan maka wajib ditanggalkan. Jika takut kemudaratan maka tidak perlu ditanggalkan. Apabila boleh ditanggalkan dan dan dibasuh maka cara wuduk dan mandi seperti biasa.

Jika tidak maka caranya adalah seperti berikut:
Cara wuduk orang yang dibalut anggota wuduknya:

1. Berwuduk sehinggalah sampai tempat yang dibalut.

2. Bertayammum sebagai ganti dari tempat yang luka yang tidak boleh dibasuh.

3. Membasuh atau menyapu tempat yang sihat yang boleh dibasuh atau disapu.

4. Sapu dengan air di atas permukaan pembalut yang membalut luka.

5. Menyempurnakan wuduk.

Perhatian: Tayammum adalah pada dua anggota iaitu muka dan tangan sampai siku.

Cara mandi orang yang dibalut anggotanya:

Hendaklah dia memilih samaada mendahulukan mandi atau atau tayammum. Seeloknya dia mendahului mandi daripada tayammum supaya air mandi menghilangkan kesan tanah.

Hukum apabila seseorang itu hendak sembahyang fardu kali kedua dan dia masih lagi suci dengan wuduk cara lepas (5 step yg lepas):

: Dia hanya perlu tayammum sahaja menurut pendapat imam Nawawi dan ini pendapat yang muktamad. Imam Rafi’ie menyatakan perlu tayammum dan membasuh kembali anggota yang tertibnya selepas anggota yang dibalut.

Hukum apabila seseorang itu hendak sembahyang fardu kali kedua dan dia masih lagi suci dengan mandi yang lepas (mandi dengan tayammum) dan wuduk yang biasa:

: Dia hanya perlu tayammum sahaja menrut persepekatan ulama Syafi’ie.

Hukum solat orang yang dibalut anggota wuduk atau mandinya dari segi perlu diqada (ulang) atau tidak:

1. Apabila pembalut itu membalut anggota tayammum (muka dan tangan) maka wajib qada.

2. Kalau bukan di anggota tayammum maka dilihat seperti berikut:

Sekiranya pembalut hanya membalut tempat yang luka maka tidak perlu qada.Sekiranya pembalut membalut tempat yang luka dan melampaui tempat yang sihat maka ada pemerincian:

Kalau yang lebih itu hanya mengambil kadar untuk mengukuhkan pembalut tersebut dan diletakkan pembalut tadi dalam keadaan bersih dari hadas kecil atau besar maka tidak wajib qada.

Sekiranya yang lebih itu hanya mengambil kadar untuk mengukuhkan pembalut tersebut dan diletakkan dalam keadaan tidak suci dari hadas kecil atau besar ataupun dibalut sehingga melebihi keperluan untuk mengukuhkan pembalut tersebut maka wajib diqadakan.

Adapun sekiranya luka tersebut tidak dibalut maka wajib membasuh bahagian yang sihat dan tayammum. Tidak wajib mengqadakan solatnya walaupun luka tersebut pada anggota yang luka.

Imam Nawawi dalam kitab Majmuk memilih pendapat al-Muzani yang mengatakan orang yang membalut anggota wuduk atau mandinya pada semua keadaan diatas.

Hukum wanita memakai purdah


Pendapat pertama:

Ulama terdahulu dikalangan mazhab Hanafi, mazhab Maliki dan mazhab Syafie dalam pendapat yang lemah disisi mereka telah berpendapat bahawa wanita boleh membuka muka dan tapak tangannya. Had muka adalah dari tempat tumbuh rambut (kebiasaannya) sehingga dibawah dagu dari segi panjang. Dari segi lebar adalah diantara dua cuping telinga.

Ini juga pendapat sebahagian sahabat dikalangan Ibnu Abbas, Ibnu Umar dan sebahagian tabi’ien seumpama Sa’id bin Jubair dan ‘Ata.Kata-kata ulama tafsir yang menyokong pendapat ini,Dalam mentafsirkan ayat 31 surah an-Nur, Imam at-Tobari telah berkata:

“Pendapat yang paling benar ialah pendapat yang mengatakan bahawa perhiasan wanita yang zahir yang boleh ditunjukkan ialah muka dan tapak tangan. Ia termasuklah celak, cincin, gelang dan inai.

Imam al-Jassas dalam mazhab Hanafi telah berkata:Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, ‘Ata yang mengatakan maksud ayat tersebut (ayat 31 surah an-Nur) adalah sesungguhnya muka dan tapak tangan, inai dan celak termasuk dalam perhiasan zahir yang boleh ditunjukkan.

Imam Abu Bakar bin al-Arabi dari mazhab Maliki telah berkata ketika mentafsirkan ayat yang sama:“Perhiasan zahir yang dibenarkan untuk ditunjuk ada dua bahagian. Perhiasan zahir yang asal dan yang dibuat. Yang asal adalah mukanya yang asal bagi kecantikan dan keelokan semula jadi. Perhiasan yang dibuat adalah apa yang cuba dilakukan wanita untuk mengelokkan kejadiannya seperti pakaian, barang kemas , celak dan inai.

Dalam ayat yang sama, ibnu kathir dari mazhab Syafie menyatakan:“Berkemungkinan Ibnu Abbas dan orang yang mengikutinya telah mentafsirkan ayat “Melainkan perhiasan yang zahir (boleh ditunjukkan).” Adalah muka dan tapak tangan. Ini adalah pendapat yang masyhur menurut jumhur ulama.

Kata-kata ulama fekah yang menyokong pendapat ini.

Al-Qaduri dari mazhab Hanafi telah berkata:“Dan haram seorang lelaki memandang perempuan yang bukan mahram melainkan muka dan tapak tangan.”

Ad-Dirdiri dari mazhab Maliki dari mazhab Maliki telah berkata:“Aurat perempuan yang merdeka bersama lelaki yang bukan mahram adalah semua melainkan muka dan tapak tangan.”

Imam at-Tohawi dari mazhab Hanafi berkata:“Ditegah wanita muda mendedahkan muka kerana ditakuti fitnah, bukan kerana ianya aurat.”

Syed Muhammad Zaki Ibrahim berkata:“Menutup muka dengan niqab yang menutup semua muka adalah perkara yang bukan wajib dan bukan sunat yang kuat tetapi ia adalah hanya perasaan dan emosi peribadi sahaja.”

Pendapat kedua:Haram mendedahkan muka dan tapak tangan. Ini adalah pendapat mazhab Hambali dan sebahagian mazhab Syafie.

Syeikh Mansur bin Yunus al-Bahuti berkata:“Wanita yang merdeka seluruh tubuhnya adalah aurat didalam solat sehinggalah kuku dan rambutnya. Ini berdasarkan sabda Nabi saw “Wanita adalah aurat” Hr Tirmizi.”

Syeikh Sulaiman al-Jamal dari mazhab syafie berkata:“Aurat wanita dihadapan lelaki yang bukan mahram adalah seluruh badan.”

Menutup muka kerana timbulnya fitnah.Para ulama empat mazhab bersepakat bahwa wajib wanita menutup mukanya kerana takut fitnah dan berlakunya keburukan.

Imam Kauthari ra berkata:“Pendapat ulama yang mengharuskan menunjukkan muka adalah sekiranya tidak timbulnya fitnah.”

Kesimpulan: Ini adalah perkara yang khilaf dikalangan ulama. Kita hendaklah terbuka dalam masalah khilaf yang kuat dikalangan ulama

Solat sunat afdal dilakukan di rumah kecuali :


Solat sunat adalah sebaiknya dilakukan di rumah berdasarkan hadis-hadis berikut:

أفضل صلاتكم في بيوتكم إلا المكتوبة
“ Sebaik-baik solat kamu adalah di rumah kamu melainkan solat fardu.”Hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim .Hadis yang diriwayatkan dari jabir:

إذا قضى أحدكم الصلاة في مسجد فليجعل لبيته نصيبا من صلاته فإن الله عز وجل جاعل في بيته من صلاته خيرا
" Apabila salah seorang diantara kamu selesai solat di masjid hendaklah jadikan sebahagian solatnya dibuat di rumahnya. Sesungguhnya Allah swt akan menjadikan kebaikan di rumahnya dengan sebab solatnya.”

Hadis sahih riwayat Muslim.Hadis yang diriwayatkan Aisyah ra, Rasulullah saw bersabda:

صلوا في بيوتكم ولا تجعلوها عليكم قبورا
“ Hendaklah kamu solat sunat di rumah kamu dan jangan jadikan rumah kamu sebagai kubur kamu.”

Hadis riwayat Ahmad. At-Thabrani dan al-Bazzar meriwayatkan hadis dengan makna yang sama dan sanad yang sahih.

Abdullah bin Saad berkata: Aku bertanya Rasulullah saw “ Dimanakah lebih baik untuk didirikan solat. Di masjid atau pun di rumah?” Rasulullah saw menjawab:

ألا ترى إلى بيتي ما أقربه من المسجد فلأن أصلي في بيتي أحب إلي من أن أصلي في المسجد إلا أن تكون صلاة مكتوبة
“ Bukankan engkau lihat rumahku begitu hampir dengan masjid. Walaupun begitu, aku lebih suka solat dirumahku dari solat di masjid kecuali solat fardu.”

Hadis riwayat Ibnu Majah dan Tirmizi. Umar meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw:

أما صلاة الرجل في بيته فنور فنوروا بيوتكم
“ Adapun solat kamu di rumah kamu adalah cahaya. Cahayakanlah rumah kamu.”

Hadis daif riwayat Ibnu Majah.

SOLAT SUNAT YANG AFDAL DILAKUKAN DI MASJID

Ulama ada mengaring beyt2 syair:

صلا ة نفل في البيوت أفضل إلا لذي جماعة تحصل وسنة الإحرام والطواف ونفل جالس للإعنكاف ونحو علمه لإحياء البقعة كذا الضحى ونفل يوم الجمعة وخائف الفوات بالتأخر وقادم ومنشىء للسفر والإستخارة وللقبلية لمغرب ولا كذا البعدية

Daripada rangkap-rangkap syair diatas dapat diketahui bahawa solat sunat afdalnya dibuat di rumah kecuali solat-solat berikut yang Sunat dibuat di masjid:

1. Solat yang disunatkan dibuat secara jemaah seperti solat raya.
2. Solat sunat Ihram.
3. Solat sunat tawaf.
4. Solat sunat yang dikerjakan oleh orang yang hendak meneruskan iktikaf.
5. Solat sunat orang yang menuntut dan menyampaikan ilmu di masjid.
6. solat sunat dhuha.
7. solat sunat pada hari jumaat.
8. Solat sunat yang dilakukan di masjid kerana takut kehabisan masa jika buat dirumah.
9. Solat sunat yang kembali dari musafir.
10. Solat sunat orang yang hendak pergi bermusafir.
11. Solat sunat istikhoroh.
12. Solat sunat qabliah magrib.

KESIMPULAN: BERUSHALAH UNTUK SOLAT FARDU DI MASJID DAN SOLAT SUNAT DIRUMAH KERNA DAPAT MENJAGA DARI PENYAKIT HATI SEPERTI RIYA, BANGGA DAN SEBAGAINYA.

Hukum orang kafir membaca Al-Quran

Pengarang kitab فيض الرحمن في الأحكام الفقهية الخاصة بالقرآن Dr Ahmad Salim menyebut dalam kitabnya seperti berikut:

Hukum orang kafir membaca al-Quran

Terdapat dua pendapat dalam perkara ini:

Pendapat pertama: Haram bagi orang kafir zimmi atau yang lainnya untuk membaca al-Quran. Ini Ini kerana mereka yang lebih patut ditegah dari orang yang berjunub. Ini adalah mazhab Hambali.

Pendapat kedua: Harus bagi orang kafir untuk membaca al-Quran kerana dia tidak percaya kepada kehormatannya.

Ini adalah mazhab Syafie. Pengarang kitab حاشية البجيرمي mensyaratkan supaya orang kafir tersebut diharap untuk masuk Islam. (habis kalam Dr Ahmad)

Apabila dilihat dalam kitab-kitab utama dalam mazhab Syafie saya menemui seperti berikut:

Imam Ramli dalam kitabnya نهاية المحتاج berkata:“Orang kafir tidak ditegah untuk membaca al-Quran kerana dia tidak percaya kepada kehormatannya.”

Pengarang kitab مغني المحتاج Imam Muhammad as-Syarbini telah berkata:“ Perkara kedua yang dilarang bagi orang berjunub adalah membaca al-Quran bagi orang muslim. Adapun orang kafir tidak ditegah membaca kerana dia tidak percaya kepada kehormatannya seperti yang disebut oleh al-Mawardi.”

Al-Bujairimi berkata dalam kitabnya حاشية البجيرمي على شرح منهج الطلاب :

“Tidak ditegah orang kafir berjunub untuk duduk di mesjid dan membaca al-Quran. Adapun orang kafir yang berhaid dan bernifas dilarang membaca Quran dan duduk di masjid.”

Kalau kita lihat, sebab kepada tidak ditegah orang kafir yang berjunub membaca al-Quran dan duduk di masjid adalah sebab yang sama iaitu mereka tidak percaya kepada kehormatan masjid dan al-Quran.

Pengharusan orang kafir adalah berdasarkan hadis yang mana Nabi saw telah menahan orang-orang musyrikin di masjid.
Etika melawak dan bergelak ketawa.
Islam tidak melarang untuk kita berseronok dengan melawak dan bergelak ketawa. Lihatla bagaimana kisah Rasulullah bergurau dengan seorang wanita tua.

Wanita itu berkata baginda “Doalah kepada Allah supaya Dia memasukkan aku ke dalam syurga.” Baginda menjawab “Wahai ibu, sesungguhnya orang tua tidak masuk ke dalam syurga.” Perempuan itu balik dan menangis. Baginda saw bersabda:

أخبروها أنها لا تدخلها وهي عجوز إن الله تعالى يقول إنا أنشأناهن إنشاء فجعلناهن أبكارا عربا أتراباMaksudnya: “Beritahulah kepadanya bahawa dia tidak masuk ke dalam syurga dalam keadaan masih tua.

Sesungguhnya Allah berfirman “ Sesungguhnya kami mencipta wanita-wanita syurga dengan penciptaan yang baru.

Kami jadikan mereka dalam keadaan dara, yang amat mengasihi suaminya dan yang sebaya dengannya.” (Hr Tirmizi dan al-Baihaqi dgn sanad yg hasan)

Abu Hurairah telah meriwayatkan: Para sahabat berkata “ Wahai Rasulullah sesungguhnya kamu bergurau senda dgn kami.” Baginda menjawab:

نَعَمْ غَيْرَ أَنِّي لَا أَقُوْلُ إِلَّا حَقَّاMaksudnya: Ya aku bergurau tetapi aku tidak berkata melainkan perkara yang benar.(Hr Tirmizi dan Ahmad – sanadnya hasan)

Disini Dr Yusuf Qardawi meletakkan lima etika yg perlu dipatuhi dalam bergurau senda:

Pertama: Tidak menggunakan perkara yang bohong sebagai alat untuk manusia tertawa.

Nabi saw bersabda:

ويل للذي يحدث فيكذب ، ليضحك القوم ، ويل له ، ويل له.
Maksudnya: Celaka orang yang bercakap kemudian berbohong supaya manusia ketawa. Celakalah dia dan celakalah dia. (Hr Ahmad dan ad-Darimi – sanadnya sahih)

Kedua: Gurauan tidak mengandungi penghinaan terhadap orang lain melainkan diizinkan oleh orang tersebut.

Firman Allah: “ Wahai orang2 yang beriman janganlah satu puak itu menghina puak yang lain, kemungkinan orang yang dihina lebih baik dari orang yang menghina. Janganlah wanita menghina wanita yang lain , kemungkinan wanita yang dihina lebih baik baik dari yang wanita menghina… “ ( 11 : al-Hujarat)

Nabi saw bersabda:

بِحَسْبِ امْرِىءٍ مِنَ الشَّرِ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَMaksudnya: “Cukuplah seorang itu melakukan kejahatan apabila dia menghina saudaranya semuslim.” (Hr Muslim – sahih)

Termasuk dalam menghina ialah dgn meniru perbuatan orang lain.

Aisyah ra berkata “Aku telah meniru perbuatan seorang manusia.” Lalu Rasulullah saw bersabda:

ما أحب أني حكيت أحدا
Maksudnya: “Aku tidak suka meniru perbuatan orang lain.”(Hr Ahmad dan Baihaqi – sanad sahih)

Ketiga: Melawak yang tidak menakutkan orang lain.

Nukman bin Basyir ra berkata: Sesungguhnya kami bersama Rasulullah saw dalam satu perjalanan. Seorang lelaki mengantuk di atas tunggangannya. Seorang lelaki yang lain mengambil anak panah dari busurnya dan mengejutkan lelaki yang mengantuk yang menyebabkan dia terperanjat. Rasulullah saw bersabda;

لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًاMaksudnya: “Haram bagi seorang lelaki menakutkan orang Islam.”(Hr Thabrani – sahih)

Nabi saw bersabda:

لا يأخذن أحدكم متاع أخيه لاعبا أو جاداMaksudnya : “ Janganlah kamu mengambil barang kepunyaan saudara seislamnya dengan niat melawak atau pun betul2.”(Hr Ahmad – sahih)

Keempat: Jangan melawak ditempat yang serius dan jangan serius di tempat melawak.

Dalam Islam ada 3 perkara yang dianggap diambil hukumnya walaupun dalam keadaan melawak. Nabi saw bersabda:

ثلاث جدهن جد وهزلهن جد: النكاح والطلاق والعتاقMaksudnya: “Tiga perkara yang mana yg mana diambil hukumnya samaada dalam keadaan melawak atau serius: 1. Nikah 2. Cerai 3. Membebaskan hamba. (Hr Abu Daud, at-Tirmizi dan Ibnu Majah – sanadnya hasan)

Sesungguhnya Allah telah mencela orang2 musyrikin yang ketawa ketika mendengar al-Quran. Firman Allah swt:

“Adakah kamu hai musyrikin rasa hairan dengan ayat2 suci al-Quran? Kamu ketawa ketika mendengarnya, tidak menangis ketika mendengarnya dan kamu dengar dalam keadaan lalai.” (59 – 61 : an-Najm)

Kelima: Hendaklah melawak sekadar perlu dan tidak berlebihan.

Nabi saw bersabda:

وَلَا تُكْثِرْ مِنَ الضَّحْكِ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحْكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَMaksudnya: “Janganlah kamu banyak ketawa. Sesungguhnya banyak ketawa boleh mematikan hati.” (Hr Ahmad dan Ibu Majah – sanad hasan)

Saidina Ali ra:

“Masukkan lawak dalam kata2 sekadar kamu memasukkan garam dalam makanan kamu.”Said bin al-‘As berkata:

“Bersederhanalah dalam melawak. Berlebihan dalam melawak akan menghilangkan keindahan dan menyebabkan orang-orang yg bodoh akan berani terhadap mu. Meninggalkan melawak akan menjauhkan orang2 yang hendak bermesra dan menyebabkan orang2 yang berdamping dgn mu berasa rimas.

Menonton Wayang yang Halal

SYARAT-SYARAT

Dr Yusuf qardawi telah menggariskan 3 syarat untuk mengharuskan melihat cerita di panggung wayang, pentas teater dan seumpamanya.

Pertama: Hendaklah isi cerita tersebut tidak ada perkara yang mempunyai unsur-unsur sex, kejahatan dan semua perkara yang menyalahi syariat dan adab-adab Islam.

Cerita-cerita yang menaikkan syahwat, menggalakkan untuk membuat dosa, merangsang jenayah, membawa pemikiran yang menyeleweng dan mempunyai unsur2 akidah yang sesat adalah haram dilihat oleh orang Islam

Kedua: Tidak menyebabkan terlalai dari mengerjakan kewajipan agama, terutamanya kewajipan solat. Firman Allah swt :

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

4 dan 5 surah al-Ma’un

Ketiga: Tidak berlaku pergeselan diantara penonton lelaki perempuan dan tidak ada percampuran yang mendorong kepada maksiat. Ini bagi mengelakkan maksiat dan menjauhkan dari fitnah. Lebih-lebih lagi menonton dalam gelap. Nabi saw bersabda:

لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِْخَيطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمُسَّ اِمْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ

“ Ditusuk di kepala seseorang dengan jarum besi lebih baik dari dia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”

Hadis riwayat al-Baihaiqi dan at-Thabrani dengan sanad yang sahih.

MELIHAT AURAT DIKACA TV

Hukum melihat aurat dikaca tv adalah diharuskan menurut fatwa dari ulama Azhar, fatwa lajnah fatwa ulama Kuwait dan ulama-ulama yang lain. Ianya disayaratkan dengan syarat tidak menimbulkan fitnah seperti merangsang nafsu atau terpautnya hati.

Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj disebut pengharusan melihat aurat imej wanita dalam air atau dalam cermin selagi tidak ditakuti fitnah (tarikan).

Namun ada juga mengharamkannya seperti ulama Saudi dan Dr Taufik Ramadan al-Bouti.

Dosa yang dianggap biasa : Menerima hadiah setelah menolong

Pangkat dan kedudukan di tengah manusia, jika disyukuri merupakan salah satu nikmat Allah atas hamba-Nya. Di antara cara bersyukur atas nikmat ini adalah dengan menggunakan pangkat dan kedudukan tersebut buat mashlahat dan kepentingan umat. Ini merupakan realisasi dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَفْعَلْ.

“Barangsiapa di antara kalian bisa memberi manfaat kepada saudaranya, hendaknya ia lakukan.”( Hadits riwayat Muslim,4/1726.)

Orang yang dengan pangkatnya bisa memberikan manfaat kepada saudaranya sesama muslim, baik dalam mencegah kezhaliman darinya atau mendatangkan manfaat untuknya, jika niatnya ikhlas tanpa diikuti perbuatan haram atau merugikan hak orang lain, ia akan mendapat pahala di sisi Allah. Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

اِشْفَعُوْا تُؤْجَزُوْا

“Berilah pertolongan, niscaya kalian diberi pahala.”( Hadits riwayat Abu Daud , 5132; Hadits ini terdapat dalam Shahihain, Fathul Bari, 10/450, Kitab Adab, Bab Ta’awanul Mukminin Ba’dhuhum Ba’dha.)

Tetapi ia tidak boleh mengambil upah dari pertolongan dan perantara yang ia berikan. Ini berdasarkan hadits marfu’ dari Abu Umamah,

مَنْ شَفَعَ لأَحَدٍ شَفَاعَةً فَأَهْدَى لَهُ هَدِيَّةً [عَلَيْهَا] فَقَبِلَهَا [مِنْهُ] فَقَدْ أَتَى بَابًا عَظِيْمًا مِنْ أَبْوَابِ الرِّبَا.
“Barangsiapa memberi pertolongan kepada seseorang, lalu ia diberi hadiah (atas pertolongan itu) kemudian (mau) menerimanya, sungguh ia telah mendatangkan suatu pintu yang besar di antara pintu-pintu riba.” ( Hadits riwayat Imam Ahmad, 5/261; Ta’awanul Mukminin; Shahihul Jami’, 6292.)

Sebagian orang menggunakan pangkat dan jabatannya untuk mengeruk keuntungan materi. Misalnya dengan mensyaratkan imbalan dalam pengangkatan kepegawaian seseorang atau dalam memindah-tugaskan pegawai dari satu daerah ke daerah lain, atau juga dalam mengobati pasien yang sakit dan hal lain yang semacamnya.

Menurut pendapat yang kuat, imbalan yang diterimanya itu hukumnya haram, berdasarkan hadits Abu Umamah sebagaimana telah disebutkan di muka.

Bahkan secara umum hadits itu mencakup pada penerimaan imbalan yang tidak disyaratkan di muka ( Diambil dari keterangan Syaikh Abdul Aziz bin Baz secara lisan. )

Cukuplah orang yang berbuat baik itu mengharap imbalannya dari Allah kelak pada hari Kiamat.

Suatu hari seorang laki-laki datang kepada Al-Hasan bin Sahal meminta pertolongan dalam suatu keperluan, sehingga ia ditolaknya. Laki-laki itu berterima kasih kepada Al-Hasan.

Tetapi Al Hasan bin Sahal berkata, “Atas dasar apa engkau berterima kasih kepada kami? Kami memandang bahwasanya pangkat wajib dizakati, sebagaimana harta wajib dizakati.”( Al-Adab Asy-Syar’iyyah oleh Ibnu Muflih, 2/176. )

Perlu dicatat, ada perbedaan antara mengupah dan menyewa seseorang untuk melakukan tugas, mengawasi atau menyempurnakannya dengan menggunakan pangkat dan kedudukannya untuk tujuan materi.

Yang pertama, jika memenuhi persyaratan syari’at diperbolehkan karena termasuk dalam bab sewa-menyewa, sedang yang kedua hukumya haram