Sunday, December 5, 2010

Pujian membawa kepada 4 kebinasaan.

Allah SWT membenci apabila orang Munafiq memuji,




Pujian membawa kepada 4 kebinasaan:



1.Berlebihan memuji membawa kepada Dusta atau penipuan.

2.Memuji di bibir tetapi membenci dihati membawa kepada sifat Munafik.

3.Memuji tanpa keyakinan atau sebelum mendapat kepastian atau masih meragui perkara tersebut memnawa kepada penipuan.

4.Memuji orang yang melakukan kezaliman membawa kepada orang zalim lebih bersemangat melakukan kezaliman-membawa kepada Takabbur

Sedikit Kupasan Mengenai Valentine

Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi terkenal adalah kisah Pendeta St.Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 M Claudius II menghukum mati St.Valentine yang telah menentang beberapa perintahnya.


Claudius II melihat St.Valentine meng-ajak manusia kepada agama Nashrani lalu dia memerintahkan untuk menangkapnya. Dalam versi kedua , Claudius II meman-dang para bujangan lebih tabah dalam berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang pernikahan. Tetapi St.Valentine menentang perintah ini dan terus mengada-kan pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga penjara yang terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya. Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan "Dari yang tulus cintanya, Valentine." Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama Nashrani ber-sama 46 kerabatnya.

Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para pendeta. Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkum-pul setiap pertengahan bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di dalam sebuah kotak, lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan " dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini."

Akibat sulitnya menghilangkan tradisi Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat "dengan nama tuhan Ibu" dengan kalimat " dengan nama Pendeta Valentine" sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nashrani.

Versi lain mengatakan St.Valentine di-tanya tentang Atharid, tuhan perdagangan, kefasihan, makar dan pencurian, dan Jupiter, tuhan orang Romawi yang terbesar. Maka dia menjawab tuhan-tuhan tersebut buatan manusia dan bahwasanya tuhan yang sesungguhnya adalah Isa Al Masih, oleh karenanya ia dihukum mati. Maha Tinggi Allah dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang dzalim tersebut.

Bahkan saat ini beredar kartu-kartu perayaan keagamaan ini dengan gambar anak kecil dengan dua sayap terbang mengitari gambar hati sambil mengarahkan anak panah ke arah hati yang sebenarnya itu merupakan lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi!!!

Hukum Valentine

Keinginan untuk ikut-ikutan memang ada dalam diri manusia, akan tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan kita dari sisi keyakinan dan pemikirannya. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah, syi'ar dan kebiasaan. Padahal Rasul Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam: "Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ." (HR. At-Tirmidzi).

Bila dalam merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali Valentine maka tidak disangsikan lagi bahwa ia telah kafir, adapun bila ia tidak bermaksud demikian maka ia telah melakukan suatu ke-mungkaran yang besar. Ibnul Qayyim berkata, "Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutu-kan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah."

Abu Waqid Radhiallaahu 'anhu meriwayatkan: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam saat keluar menuju perang Khaibar, beliau melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik, yang disebut dengan Dzaatu Anwaath, biasanya mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut. Para sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata, "Wahai Rasulullah, buatkan untuk kami Dzaatu Anwaath, sebagaimana mereka mempunyai Dzaatu Anwaath." Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Maha Suci Allah, ini seperti yang diucapkan kaum Nabi Musa, 'Buatkan untuk kami tuhan sebagaimana mereka mempunyai tuhan-tuhan.' Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang ada sebelum kalian." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hasan shahih).

Adalah wajib bagi setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat untuk melaksanakan wala' dan bara' ( loyalitas kepada muslimin dan berlepas diri dari golongan kafir) yang merupakan dasar akidah yang dipegang oleh para salaf shalih. Yaitu mencintai orang-orang mu'min dan membenci orang-orang kafir serta menyelisihi mereka dalam ibadah dan perilaku. Serta mengetahui bahwa sikap seperti ini di dalamnya terdapat kemas-lahatan yang tidak terhingga, sebaliknya gaya hidup yang menyerupai orang kafir justru mengandung kerusakan yang lebih banyak.

Lain dari itu, mengekornya kaum muslimin terhadap gaya hidup mereka akan membuat mereka senang, lagi pula, menyerupai kaum kafir dapat melahirkan kecintaan dan keterikatan hati. Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah berfirman, yang artinya:

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim ." (Al-Maidah:51)

"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya." (Al-Mujadilah: 22)

"Dan janganlah belas kasihan kepada kedua pezina tersebut mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat." (An-Nur: 2)

Di antara dampak buruk menyerupai mereka adalah: ikut mempopulerkan ritual-ritual mereka sehingga terhapuslah As-Sunnah (tuntunan Allah dan Rasul-Nya). Tidak ada suatu bid'ah pun yang dihidupkan kecuali saat itu ada suatu sunnah yang ditinggalkan. Dampak buruk lainnya, bahwa dengan mengikuti mereka berarti memperbanyak jumlah mereka, mendukung dan mengikuti agama mereka, padahal seorang muslim dalam setiap raka'at shalatnya membaca,

"Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pu-la jalan) mereka yang sesat." (Al-Fatihah:6-7)

Bagaimana bisa ia memohon kepada Allah agar ditunjukkan kepadanya jalan orang-orang yang mukmin dan dijauhkan darinya jalan golongan mereka yang sesat dan dimurkai, namun ia sendiri malah menempuh jalan sesat itu dengan sukarela.

Ada seorang gadis mengatakan, bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang mempe-ringatinya. Ini adalah suatu kelalaian, padahal sekali lagi perayaan ini adalah dari ritual agama lain!

Hadiah yang diberikan sebagai ung-kapan cinta adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka.

Mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda.

Alhamdulillah, kita mempunyai pengganti yang jauh lebih baik dari itu semua, sehingga kita tidak perlu meniru dan menyerupai mereka. Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk ayah, saudara, suami …dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Semoga Allah senantiasa menjadikan hidup kita penuh dengan kecintaan dan kasih sayang yang tulus, yang menjadi jembatan untuk masuk ke dalam Surga yang hamparannya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang disebutkan:

" Kecintaan-Ku adalah bagi mereka yang saling mencintai karena Aku, yang saling mengunjungi karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku." (Al-Hadits).







Fatwa Syeikh Ibnu Utsaimin:

Pertanyaan:

Pada akhir-akhir ini ini telah tersebar dan membudaya perayaan hari Valentine -terutama di kalangan pelajar putri, padahal ia merupakan salah satu dari sekian macam hari raya kaum Nashrani. Biasanya pakaian yang dikenakan berwarna merah lengkap dengan sepatu, dan mereka saling tukar mawar merah. Bagaimana hukum merayakan hari Valentine ini, dan apa pula saran dan anjuran anda kepada kaum muslimin. Semoga Allah selalu memelihara dan melindungi anda.

Jawab:

Merayakan hari Valentine itu tidak boleh, karena:

Pertama: ia merupakan hari raya bid'ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari'at Islam.

Kedua : ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) - semoga Allah meridhai mereka. Maka tidak halal melakukan ritual hari raya, baik dalam bentuk makan-makan, minum-minum, berpakaian, saling tukar hadiah ataupun lainnya. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan.

Semoga Allah melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.

Penjelasan Hukum Hudud

Definisi yang dapat dipetik dari penulisan mereka mengenai hudud ialah ; Hukum-hukum yang tertentu yang ditentukan oleh Allah sama ada melalui al-Quran atau Sunnah Nabi Muhammad s.a.w sebagai Hak Allah yang dikenakan ke atas pesalah-pesalah yang telah melakukan kesalahan-kesalahan yang tertentu yang digolongkan di dalam jenayah Hudud, iaitu tujuh jenis seperti yang diterangkan oleh al-Quran .



Al-Mawardy pula mendefinisikan Hudud sebagai Sekatan-sekatan atau deraan-deraan yang ditentukan oleh Tuhan sebagai balasan ( hukuman ) kerana melakukan perkara-perkara yang ditegah dan meninggalkan pekara-perkara yang diperintah, kerana tabiat semulajadi manusia yang dikuasai oleh nafsu yang melalaikan dari seksaan akhirat dengan semata-mata mengejar kelazatan dunia yang cepat . ( al-Mawardy, al-Ahkam al-Sultaniyyah, hlm. 221 )





Definisi yang moden dan agak tepat yng dibuat oleh Abdul Qadir Audah tentang jenayah, ialah ( jenayah-jenayah ) yang diseksa kerana melakukannya dengan seksaan Hudud . Hudud ialah seksaan-seksaan yang tertentu sebagai Hak Allah s.w.t. Maksud tertentu di sini ialah tidak ada seksaan minima atau maksima, hanya satu seksaan sahaja. Maksud Hak Allah ialah seksaan itu tidak boleh digugurkan ( dimaafkan ) sama ada oleh individu atau masyarakat. ( Abdul Qadir Audah, al-Tasyri c al-Jinaiy al-Islamiy, hlm. 78 ).



Di dalam seksaan itu sebagai Hak Allah kerana ia dikenakan ( dikuatkuasakan ) untuk kemaslahatan awam (masyarakat ), iaitu membanteras fasad dalam masyarakat dan menjamin kestabilan dan kesejahteraan kepada mereka. Tiap-tiap jarimah merosakkan masyarakat dan manfaat dari seksaan yang dikenakan ke atas penjenayah-penjenayah kerana melakukan jenayah tersebut, adalah kembali kepada masyarakat, maka seksaan-seksaan yang dikenakan kerananya dianggap Hak Allah supaya terjamin tercapainya manfaat tersebut. Untuk memastikan supaya kemudharatan ( fasad ) terhindar, maka dianggap seksaan tersebut sebagai Hak Allah supaya tidak gugur seksaan tersebut oleh individu atau masyarakat bila saja disabitkan bersalah.



Jenayah Hudud ada tujuh jenis :

- Zina

- Tuduhan Zina ( Qazaf ) tanpa empat saksi

- Minum Arak

- Mencuri

- Hirabah ( Perusuh / ganggu keamanan )

- Murtad

- Baghy (Bughah – Pemberontakan)



Telah disebut bahawa pengharaman bagi tiap-tiap jenayah Hudud dan Qisas dan seksaan-seksaan yang dikenakan keatasnya adalah bersumberkan al-Quran dan l-Sunnah.



Pengharaman Zina, firman Allah yang bermaksud :



Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk .

( al-Quran, al-Isra : 32 )



Hukuman Zina, firman Allah yang bermaksud :



Perempuan yang berzina dan lelaki yang berzina hendaklah disebat tiap-tiap seorang dari mereka seratus kali sebatan .

( al-Quran, an-Nur : 2 )



Hadis Nabi mengenai zina, mafhumnya :



Ambillah dari aku ! Sesungguhnya Allah memberi jalan kepada mereka ( perempuan yang berzina ), jikalau teruna dengan dara hendaklah disebat seratus kali sebatan, dan dibuang negeri setahun, dan jika yang telah berkahwin dengan yang telah berkahwin hendaklah disebat dengan seratus kali sebatan dan direjam dengan batu sampai mati .

( Muslim, Sahih : hlm. 188 )



Zina diharamkan dan hukuman hadnya ialah buang negeri ( taghrib ) dan disebat seratus kali bagi yang belum kahwin, dan disebat seratus kali dan direjam sampai mati bagi yang sudah berkahwin ( muhsan ), ada yang berpendapat hanya rejam sahaja bagi yang telah berkahwin.



Pengharaman Tuduhan Zina ( Qazaf ) tanpa empat orang saksi dan hukuman Had mengenainya, Firman Allah dalam surah an-Nur, ayat 4 yang bermaksud :



Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik melakukan zina, dan mereka tidak membawa empat orang saksi, maka deralah mereka ( yang menuduh itu )lapan puluh sebatan, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya, dan mereka adalah orang-orang yang fasiq



Iaitu tuduhan zina ( Qazaf ) tanpa membawa empat orang saksi adalah haram, dan hukuman had ke atas orang yang menuduh itu ialah lapan puluh kali sebatan beserta hukuman tambahan iaitu tidak diterima kesaksian orang itu selama-lamanya.







Pengharaman minum arak, Firman Allah yang bermaksud :



Hai orang-orang yang beriman ! sesungguhnya meminum khamar ( arak ), berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan Syaitan. Kerana itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan ( kejayaan ) .



( al-Quran, al-Maidah : 90 )



Hukuman hudud meminum arak ialah disebat, tetapi jumlahnya terdapat dua riwayat ; dalam satu hadis diriwayatkan bahawa baginda Rasulullah telah memukul ( sebat )seorang lelaki yang meminum arak dengan dua pelepah tamar sebanyak empat puluh kali dan begitu juga dilakukan oleh Abu Bakar, tetapi pada masa Saidina Umar, beliau berbincang dengan sahabat-sahabat dan berkata seorang sahabat, Abdul Rahman seringan-ringan hudud ialah lapan puluh kali sebatan ( Muslim, Sahih : hlm. 214 ) dan Umar menurutnya.



Hukuman Hudud Jenayah Mencuri, Firman Allah yang bermaksud ;



Lelaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan kedua-duanya ( sebagai ) pembalasan bagi apa yang telah mereka lakukan dan sebagai seksaan dari Allah .



( al-Quran, al-Maidah : 38 )



Hukuman hudud bagi kesalahan mencuri ialah potong tangan dengan cara yang tertentu yang akan dibincangkan kemudian.



Hukuman Perusuh dan Pengacau Keamanan ( hirabah ), Firman Allah yang bermaksud :



Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan RasulNya dan membuat kerosakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik atau dibuang negeri. Yang demikian itu sebagai satu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka akan beroleh seksaan yang besar .

( al-Quran, al-Maidah : 33 )



Pengharaman Murtad, Firman Allah yang bermaksud :



Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka tidaklah akan diterima ( agama itu ) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk di antara orang-orang yang rugi .

( al-Quran, al-Imran : 35 )



Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati di dalam kekafiran, maka amal mereka menjadi sia-sia di dunia dan akhirat .

( al-Quran, al-Baqarah : 217 )



Hukuman Murtad ialah bunuh, Hadis Nabi yang mafhumnya ;



Tidak halal darah seorang Muslim yang telah bersaksi bahawa tiada Tuhan Yang diSembah dengan sebenarnya melainkan Allah dan mengakui Aku ( Muhammad ) sebagai Rasulullah, melainkan terhadap salah satu dari tiga ( orang ) iaitu penzina yang telah berkahwin ( muhsan ), membunuh orang tanpa hak dan orang yang meninggalkan agamanya ( murtad ).



( Muslim, Sahih : hlm. 164 )



Jenayah Baghy, pengharamannya dan hukumannya, Firman Allah yang bermaksud :



Dan jika dua golongan dari orang Mukmin yang berperang maka damaikanlah anara keduanya, jika salah satu dari dua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan yang membuat aniaya itu sampai golongan itu kembali kepada perintah Allah .

( al-Quran, al-Hujurat : 9 )



Inilah sumber perundangan yang utama ( dari al-Quran dan al-Sunnah ) mengenai jenayah. Syariat menentukan secara tepat mengenai seksaan atau hukuman bagi tiap-tiap jenayah Hudud, di mana tidak ada hak mana-mana pihak persendirian seperti Qadi atau mangsa atau pihak awam seperti kerajaan atau lain-lain, untuk memilih atau meminda di dalam hukumannya. Jenayah Hudud bila disabitkan tidak ada pengampunan sama ada oleh pemerintah atau oleh mangsa atau oleh pihaknya ( seperti walinya ). Ianya mestilah dilaksanakan bila disabitkan, yang mana hukumannya adalah tertentu dari segi jenis dan kadar hukuman atau seksaan itu. Itulah sebab maka jenayah Hudud itu disebut Had dan hak Allah.



cuba saudara-saudari fikir kesan perlaksanaan hukum hudud ni. Sudah tentu kadar jenayah di Malaysia ini dapat dikurangkan. Orang yg tak mahu laksanakan hukum Allah ini sahaja  yg takut kalau-kalau kesalahan yg dilakukannya akan terjadi pada dirinya, lalu mengatakan hukum hudud ni tak sesuai. Hukum hudud ni dikenakan terhadap orang Islam sahaja. Kalau orang bukan Islam melakukan kesalahan, maka tidak dikenakan hukuman hudud ni. Hukumannya macam seperti sekarang ni la.. Denda RMxx, penjara 3tahun, sebat yg menyalahi hukum Islam sepertimana yg dikenakan keatas banduan di penjara(perogol). Cara menyebatnya tu yg menyalahi dalam Islam…